Sebagai orang tua yang selalu sibuk dengan rutinitas kerja
yang padat. Membuat waktu kita sangat terbatas untuk anak kita. Padahal
inginnya kita bisa terus menerus dekat dengan si buah hati.
Menurut psikolog selama kita bisa
memanfaatkan waktu , orang tua yang sibuk pasti tetap bisa membesarkan anaknya
dengan baik. Karena belum tentu juga anak yang orangtuanya
mempunyai seratus persen waktu di rumah, bisa memiliki kualitas fisik,
jiwa dan psikologis yang lebih baik dibandingkan anak yang orangtuanya
banyak waktunya habis di tempat kerja. Karena tumbuh kembang anak
tidak bergantung pada lama waktu alias kuantitas orang tua bersama
anaknya. Melainkan lebih kepada kualitasnya.
Siapapun pasti ingin bisa
menjadi orang tua yang baik. Dan untuk menjadi orang tua memang butuh
belajar. Namun sayangnya, sekolah untuk menjadi orang tua belum ada.
Bagaimana sebaiknya memanfaatkan waktu menjadi orang tua dengan efektif ?
berikut tipsnya.
1. Dekati anak, pahami karakternya
Orang tua yang baik adalah orang tua yang memahami karakter anak
anda. Ada anak yang sejak awal menunjukan
karakter pemalu, periang. Introvert, extrovert atau penuh percaya diri.
Sebaiknya perlakukan mereka sesuai dengan karakternya, dan jangan
memaksakan anak untuk menjalani karakter lain. Atau memaksanya melakukan sesuatu
yang dia belum merasa siap. Misalnya memaksa anak yang pemalu untuk maju
ke panggung, sementara dia belum siap. Orang tua dan guru hanya bisa menyiapkan
mentalnya, namun yang bertarung mempersiapkan mental itu adalah anak itu
sendiri. Daripada ‘berkelahi’ dengan anak di belakang panggung. Lebih baik beri
dia waktu untuk mengelola perasaan. Di kesempatan lain, dia mungkin jadi lebih
berani. Jika dipaksa, anak bisa terbebani dan stress.
Waktu serta tenaga yang anda berikan pun
terbuang percuma. Untuk memahami anak, anda tentu harus dekat dengan mereka.
Dan menjadikan diri anda sebagai orang dekat hingga jadi tempat curhat juga
perlu trik. Jika anak sedang bermasalah, berikan rasa empati dan perhatian.
Tunjukan bahwa anda peduli dan ingin dia kembali ceria. Jika karakter
anak anda tertutup jangan paksa dia untuk segera to the point menceritakan
masalahnya.
Anak malah semakin bungkam. Dekati sedikit demi
sedikit, ajak dia ngobrol dari hati ke hati, dari situ anda bisa masuk ke pokok
masalnya. Meski sibuk, jadilah pendengar yang aktif. Jangan pura-pura
mendengarkan padahal tidak dan masih bekerja. Alihkan konsentrasi ke dia atau
minta untuk menunda pembicaraan sesaat lagi.
2. POSITIVE PARENTING
Terapkan positive parenting yaitu menghargai
setiap perilaku baik anak sebanyak-banyaknya dan usahakan untk
menghukumnya sesedikit mungkin. Jika anak melakukan kesalahan, jangan langsung
dimarahi. Tapi gali alasan dia melakukannya, serta ajak dia berpikir apakah itu
baik atau tidak. Bersikaplah tenang, karena pada dasarnya setiap perilaku anak
adalah proses menemukan jatidiri atau identitas dirinya. Dengan cara ini,
anak mengerti dan anda bebas stress. Anak usia satu sampai dua tahun adalah
usia yang segala perilakunya msaih bersifat eksplorasi. Maka berikanlah kesempatan
itu, karena ini sangat bermanfaat untuk perkembangan otaknya.
3. LIBATKAN DAN AJAK DISKUSI
Ingin anak yang pemberani dan punya sifat
memimpin ? libatkan dalam diskusi keluarga, dengarkan dan hargai pendapatnya.
Lakukan itu sejak dia kecil, agar ingatan itu tertancap di memorinya.
Diskusikan banyak hal dengannya mulai dari memilih makanan, baju, berwisata ke
mana, sampai sekolahnya sendiri. Hal ini penting untuk membentuk rasa percaya
dirinya. Dengan kebiasaan ini, anak juga akan terbiasa dengan penyelesaian
masalah secara demokratis. Mulailah melibatkan mereka ke dalam
tugas-tugas rumah tangga sehari-hari, tentunya dengan menyesuaikan dengan
usianya mereka. Anak biasanya akan merasa senang, jika ia merasa dibutuhkan
oleh orang lain dan berguna bagi orang lain.
4. MANFAATKAN SETIAP KESEMPATAN
Jika anda adalah orangtua bekerja, maka
pintar-pintarlah mempergunakan kesempatan terbatas untuk berkomunikasi dengan
anak anda seefektif mungkin. Sambil bercanda, usahakan mendapatkan
pembicaaan yang ‘berisi’. Misalnya, ajaklah anak mengobrol dengan santai
tentang berbagai hal ketika anda mengantar dia ke sekolah. Gunakan juga
kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai positif ketika anda menemani dia
menonton televise. Mengajak diskusi selalu bisa diawali dengan
pertanyaan-pertanyaan yang unik danmungkin bikin dia geli. Missal.” Nak, kenapa
ya manusia itu kadang-kadang sakit? Apa kuman itu juga bisa sakit
ya ?”
5. SEDIAKAN WAKTU KHUSUS
Meluangkan waktu khusus untuk berdua dengan
anak merupakan hal yang penting untuk menumbuhkan ikatan batin antara anda dan
anak. Manfaatkan kesempatan berdua untuk memahami dan mendekatkan diri dengan
anak. Anda bisa memanfaatkan waktu tersebut mulai dari saat membangunkan
atau mengantarkannya tidur, bermain bersama, menonton televisi bersama, pergi
bersama ke tempat-tempat menarik, dan banyak lagi. Usahakan setiap hari ada
waktu khusus untuk setiap anak. Akan lebih baik jika waktu libur
dimanfaatkan untuk bersama keluarga.
6. TEGAKKAN DISIPLIN
Jika anak sedari kecil dibiasakan untuk
disiplin, maka dia akan menjadi pribadi yang teratur setelah dewasa. Terapkan
mulai dari hal-hal yang kecil. gosok gigi, cuci kaki, merapikan
tempat tidur setelah bangun pagi, sangat baik untuk membiasakan hidup mereka
lebih teratur setelah dewasa. Terapkan disiplin secara konsisten. Jika anak
melalaikannya, tidak ada salahnya anda memberikan sanski. Tak perlu sambil
marah-marah, malah bagus jika anda dan anak melakukannya sambil tertawa.
Berikan sanksi yang bersifat mendidik, misalnya menyuruhnya untuk
mengerjakan tugas rumah dan perlu diingat. Jangan berikan sanksi di beberapa
kelalaian pertamanya. Berikan jika anak berulang-ulang melakukan kesalahan yang
sama.
7. BERILAH CONTOH YANG BAIK
Anak adalah peniru ulung, maka berhati-hatilah
dalam bertingkah laku dan menjalankan kebiasaan.
Anak usia emas (0-5 Tahun) memiliki daya ingat
yang sangat kuat, jadi apapun yang anda lakukan bisa menjadi modalnya dalam
berprilaku di saat dewasa. Dia belajar berprilaku melalui pengamatannya
pada perilaku orang tuanya.
Maka berperilakulah yang baik dan hindarkan
kata-kata kotor, karena apa yang kita ucapkan dan kita lakukan merupakan modal
bagi anak kita dalam berperilaku dan berucap.
8. UNGKAPKAN KASIH SAYANG
Setiap orang tua pasti menyayangi anaknya,
begitu pula sebaliknya. Namun tak jarang orang tua menganggap hal itu tidak
penting. Padahal, mendapatkan kasih sayang adalah hak setiap anak. Termasuk
dalam bentuk verbal. Seperti ‘ mama sayang kamu’. Ini berpengaruh sangat besar
kepada anak.Karena merasa diperhatikan dan disayang. Sehingga anak
memiliki kedekatan emosi yang dalam terhadap orangtuanya anak juga memiliki
perasaan yang halus, lembut dan penuh kasih sayang terhadap sesama.Ungkapan
kasih sayang dengan ucapan sayang. Belaian pelukan dan ciuman dalam setiap
kesempatan.
9. KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Komunikasikan dengan jelas dan lembut. Ketika
anda memberikan perintah kepada anak.
Berikan perintah yang spesifik dengan kalimat
yang jelas untuk menghindari kebingungannya.
Stop memberikan ceramah, memarahi atau
mengomeli anak dengan panjang lebar apalagi dengan teriak-teriak.
Sebaliknya seringlah mengajak mereka
berdiskusi. Jangan sekali-kali berbicara dengan keras dan kasar terhadap
anak. Kalau anda tak ingin mereka meniru.
10. SAAT MARAH, ANAK JANGAN DIJADIKAN
PELAMPIASAN
Perilaku anak kadang membuat orangtua kesal dan
jengkel. Apalagi kalau pekerjaan dan kekalutan di kantor di bawa
kerumah. Jika anda mengalami hal ini, jangan sekali-kali menjadikan anak
sebagai pelampiasan kekesalan.
Karena marah, anak menjadi objek omelan, luapan
emosi atau bahakan sampai membuat kita tak menghiraukan dan
memperhatikannya. Saat marah, control diri memang cenderung lebih rendah
tapi jangan sekali-kali melampiaskannya kepada anak. Di depan mereka, tetaplah
bersikap seperti biasa. Sempatkan waktu luang sejenak untuk berpikir
dan introspeksi diri. Ambil napas panjang dan coba berpikir untuk mencari
solusi terbaik bagi masalah anda.
Satu hal yang
penting : orang tua yang efektif juga butuh waktu untuk dirinya sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar